Coba Buka!!

Tuesday, 19 August 2014

Menginterpretasikan Cerpen "Juru Masak" Terhadap Latar Belakang Damhuri Muhammad


Menginterpretasikan Cerpen "Juru Masak"

Damhuri Muhammad lahir pada tanggal 1 Juli 1974 di Taram, Payakumbuh, Sumatra Barat. Dia sangat mengenal budaya Minang karena dia dibesarkan dengan budaya Minang. Di dalam cerpen “Juru Masak”, dia menceritakan orang Minang yang pandai memasak, yang diperankan oleh Makaji. Selain pandai memasak, orang Minang terkenal dengan keberhasilannya dalam merantau. Damhuri Muhammad menggambarkan tokoh Azrial sebagai orang Minang yang suka bekerja keras dan sukses di perantauan. Tidak hanya itu, Damhuri Muhammad juga menceritakan tradisi pernikahan khas Minang.
Latar belakang Damhuri Muhammad banyak memengaruhi hasil karyanya. Pada saat dia masih tinggal di Padang, dia sering menghabiskan waktunya di surau. Kehidupan di surau identik dengan kehidupan yang selalu mengedepankan toleransi beragama dan bergotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini memberikan inspirasi bagi Damhuri dalam menciptakan tokoh Makaji yang mempunyai jiwa tolong-menolong, tanpa mengharapkan balasan apa pun.
Sebagai putra bangsa yang selalu mencintai dan menghargai tanah kelahirannya, Damhuri Muhammad tak lupa memasukkan beberapa nama tempat sebagai latar, contohnya Lareh Panjang sebagai kampung halaman Azrial. Selain itu, Damhuri banyak memasukkan nasihat melalui peribahasa maupun ungkapan yang merupakan kekayaan daerah Sumatera Barat. Contohnya, “Tabiat orang tua memang selalu begitu walau serasa semanis gula, tak bakal langsung diregukkan, meski sepahit empedu, tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang dia menimbang”. Hal ini mencerminkan kebiasaan masyarakat Sumatra Barat yang suka menggunakan pantun dan bahasa puitis dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat yang sebenarnya terlihat sederhana, tetapi mengandung pesan yang sangat dalam.

Anda Dapat Mendownload File Di Sini