Coba Buka!!

Monday, 11 September 2017

ANTOLOGI PUISI ISLAM




YAA NABIKU, AKU RINDU
Ario Chandra Purpratama
 

Yaa Rasulullah
Engkau matahari yang mencerahkan gelap dunia
Pelita dalam gelap, penerang dalam redup
Engkau membawa pagi yang kami tunggu
Membawa berkas sinar iman membuka hati

Yaa Muhammad
Engkau dambaan kami, yaa rosul
Sungguh, kami mencintaimu, mencintai dengan kasih sayang yang kami miliki
Dalam sujud, kami rindu Engkau ya rasul
Rindu serindu-rindunya, sedalam rindu Bilal kepadamu

Ya Nabiyallah Ya Habiballah
Engkau kekasih Allah SWT
Engkau yang mengenalkan Rabb Kami
Sunguh hati ini rindu kepadamu
Walau kami tak pernah melihatmu
Engkau melekat dalam, sungguh dalam hati ini
Hati yang diciptakan untuk menyimpan-Nya dan menyimpanmu
(Yogyakarta, 25 Mei 2017)




Sunday, 10 September 2017

ANTOLOGI PUISI ISLAM





UKHTI : “AKU MENDAMBAMU AKHI.”

Ario Chandra P
/1/
Aku bukanlah gadis muslimah yang meributkan pasangan. Apalah aku ini yang berani memilih permata emas, sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang terdampar diujung ombak.
/2/

Tetapi,  aku selalu meminta-Nya agar diberi ahli surga kelak. Dan seandainya engkaulah jodohku yang telah ditulis-Nya di dalam Lauh Mahfudz, Allah SWT pastilah akan menanamkan rasa kasih sayang dalam lubuk hatiku dan juga hatimu. Dan, kita pun diberi kendali sepenuhnya untuk memupuk rasa itu dengan ridho-Nya, maka itulah janji-Nya. Akan tetapi, selagi belum ada tali pengikat yang halal, jangan memubazirkan rasa ini karena kita belum diberi hak yang penuh untuk mengurusnya. Juga jangan melampaui batasan yang telah ditetapkan Allah SWT. Aku takut perbuatan seperti itu akan terbawa pada kehidupan kita kelak.
/3/

Permintaanku saat ini tidaklah banyak. Tidak seluas lautan yang di belah Nabi Musa Alaihisalam. Cukuplah engkau berserah diri mencari ridha ilahi. Berjalan selaras dengan perintah dan larangan-Nya. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga bahkan sandaran perjuanganmu. Aku amat bersyukur pada Ilahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, menyeka keringatmu andai kau lelah, menjadi telinga atas keluh kesahmu, mengulurkan tanganku untuk berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atas Syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku kelak.
/4/

Aku pasti berendam air mata darah, seandainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah engkau mencintai Allah SWT dengan sepenuh hatimu, dengan sepenuh raga, dan jiwamu karena pada dasarnya kamu, aku, dan seluruh ini adalah milik-Nya. Engan, begitu kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi, indah daripada cinta yang biasa diucapkan oleh orang-orang dengan lantangnya. Semoga cinta itu juga akan mempertemukan kita kembali di surga. Aamiin Yaa Rabal'alamin

(Yogyakarta, 26 Mei 2017)

source pic : http://image-serve.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/01/hipwee-hijab.jpg