Dimasa yang Lama
Karya : Ario Chandra Purpratama
Sebutir rindu menetes pilu.
Tak mampu k bendung lagi.
Rindu ini untukmu.
Sang masa laluku.
Apakah kau mengingatku?
Yang memulai harimu dengan sapa, “Selamat Pagi”
Yang memulai harimu dengan sapa, “Selamat Pagi”
Senyummu yang mengintipku melalui
cela-cela jendela.
Slalu mengingatkank pada mu.
Mentari? Iya kamu.
Slalu mengingatkank pada mu.
Mentari? Iya kamu.
Kau bukan sekedar oemicu rinduku.
Kau ingatkan terdalamku.
Apakah kau tahu?
Sepertinya tidak, kamu telah mengantikanku, bukan?
Apakah kau tahu?
Sepertinya tidak, kamu telah mengantikanku, bukan?
Ingatkah saat kita masih sama?
Saatku bisikan rasamu kepadaku.
Saatku bisikan rasamu kepadaku.
Itu adalah hal terindah dalam hidupku.
Apakah kau masih menyimpan bunga itu?
Lambang rasaku kepadamu.
Lambang rasaku kepadamu.
Sepertinya sudah layu membatu.
Itu sudah lama.
Itu sudah lama.
Kini kau telah jauh.
Dari hati kecil ini.
Tidak seperti ku menunggu pagi.
Itu terlalu cepat.
Seperti kau dan aku kini.
Dari hati kecil ini.
Tidak seperti ku menunggu pagi.
Itu terlalu cepat.
Seperti kau dan aku kini.
wushh, puisinyaaa... :D
ReplyDeletehehehe :D
ReplyDelete